Jumat, 28 Januari 2011

Evaluasi Cinta di Akhir Tahun

Tahun sebentar lagi berganti. Di pengujung tahun ini kiranya menjadi momen yang tepat untuk mengevaluasi diri tentang apa yang telah dilakukan. Baik itu karir, keuangan, dan juga cinta terhadap pasangan masing- masing.

Cinta? Ya. Pada suatu titik, sebuah hubungan pasti akan menemui kejenuhan. Bukan hanya karena faktor bosan semata, tapi rupanya ada kandungan zat kimia di otak yang mengaktifkan rasa cinta itu sudah habis. Peneliti menemukan jika sudah lewat empat tahun yang tersisa hanya dorongan seks, bukan cinta yang murni lagi.

Hal ini diungkapkan oleh peneliti dari Researchers at National Autonomous University of Mexico. Menurut peneliti Meksiko, rasa tergila-gila dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan lama. “Tidak ada cinta yang benar- benar murni setelah empat tahun,” ujar seorang peneliti.

Rasa tergila-gila yang muncul pada awal-awal jatuh cinta disebabkan oleh aktivasi dan pengeluaran komponen kimia spesifik di otak, berupa hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia, berbungabunga dan berseri-seri.

Hormon-hormon itu sangat baik untuk tubuh dan mempengaruhi kesehatan seseorang karena bisa membuat aliran darah lebih lancar, denyut jantung lebih stabil, rileks dan perasaan lebih bergairah dan bersemangat. Namun masalahnya, efek hormon-hormon itu tidak akan abadi dan akan berkurang seiring berjalannya waktu.

”Bahkan cinta yang sangat dalam sekalipun akan kehabisan efek itu ketika sudah berjalan lebih dari empat tahun. Hal itu dikarenakan tubuh sudah kebal terhadap semua efek hormon tersebut. Jika sudah begitu, rasa cinta akan cenderung berubah menjadi ketergantungan emosi dan seksual,” jelas peneliti dari Meksiko itu.

Peneliti telah melakukan survei skala besar terhadap orang-orang yang jatuh cinta dan menemukan fakta bahwa cinta adalah obsesi. Ketika terobsesi pada seseorang, apapun caranya akan diperjuangkan, bahkan rela tidak tidur dan tidak makan hanya gara-gara memikirkan orang yang dicintainya. Tapi setelah mendapatkannya, perlahan rasa itu akan hilang.

Penelitian tentang cinta sebenarnya pernah dilakukan oleh Universitas London. Seperti yang pernah dilansir BBC pada 2006, penelitian tersebut membuktikan ketika sedang jatuh cinta, bagian otak manusia yang mengontrol pikiran-pikiran kritis agak terganggu. Namun ini tak hanya berlaku untuk cinta pada kekasih, kecintaan ibu pada anaknya juga bisa menghasilkan hal serupa.

Penelitian ini melibatkan 20 orang yang diminta untuk memberikan pendapat soal orang yang dicintainya. Sebelumnya, mereka ditunjukkan foto orang tersebut. Perasaan jatuh cinta membuat aktivitas otak yang terkait dengan penilaian kritis menjadi terganggu. Aktivitas yang menimbulkan emosiemosi negatif pun menjadi berkurang.

Tak hanya itu saja, terjadi peningkatan aktivitas di bagian otak yang merespon terhadap reward atau hal-hal baik. Sedangkan bagian otak yang biasa membuat penilaian negatif mengalami penurunan aktivitas.

Para responden ini seakan “dibutakan” oleh cinta mereka sehingga penilaian tentang pasangan mereka tak seobyektif biasanya. Penilaian terhadap orang yang dicintai lebih cenderung ke penilaian yang bersifat positif. Sedangkan halhal negatif atau kesalahan pasangan kerap terlewatkan oleh mereka.

Nah, yang membedakan antara cinta kekasih dan keluarga adalah cinta dengan kekasih bisa memicu aktivitas di hypotalamus. Hypotalamus ini bertugas untuk mengontrol rangsangan yang berbau seksual.

Sementara itu, penelitian lain membuktikan, pria dan wanita yang sedang jatuh cinta juga mengalami perubahan hormon. Pria yang sedang jatuh cinta mengalami penurunan hormon testoteron sedangkan pada wanita terjadi peningkatan hormon testoteron. Aktivitas ini terjadi pada enam bulan pertama pasangan tersebut mulai jatuh cinta.

“Pria menjadi seperti wanita, sedangkan wanita menjadi seperti pria. Sepertinya ingin menghilangkan perbedaan antara pria dan wanita agar mereka bisa bersatu,” ujar peneliti asal Italia, Donatella Marazziti dari Universitas Pisa.

Oleh karena itu, mengevaluasi sejauh mana cinta Anda menjadi salah satu agenda penting pada akhir tahun ini. Apalagi bila hubungan telah melewati masa empat tahun. Coba ingat-ingat lagi, apa yang membuat Anda jatuh cinta, lalu hayati lagi perasaan itu. Hindari rutinitas yang membosankan dan cari variasi dalam setiap kegiatan bersama agar tidak dilanda stres. Gunakan liburan akhir tahun ini sebaik mungkin. (ingat jatuh cinta itu dapat berulang kali, Pernikahan yang sukses adalah jatuh cinta sering kali, selalu terhadap orang yang sama)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar