Jumat, 28 Januari 2011

Blood of Games




Blood Song!! Ini bukan nama buku, bukan nama judul film horror, bukan juga judul sebuah lagu. Ini adalah sebuah permainan games oneline yang disebut-sebut sebagai permainan terlarang di Korea Selatan. Games yang websitenya hanya bisa diakses dan dimasuki oleh orang-orang tertentu.


Dan dari jutaan remaja Korea, hanya 5 orang yang berhasil memasuki dunia games ini. Lee Donghae, Kim Jongwoon, Park Seongrin, Cho Kyuhyun, dan Song Sangra. 3 orang namja dan 2 orang yeoja dengan marga berbeda, yang tinggal di 5 kota berbeda.


Awalnya mereka sendiri bingung. Tentang, permainan macam apa ini? Kenapa tidak bisa di ‘pause’? Kenapa tidak bisa mengganti user name? Bagaimana cara menggerakan tokoh dalam games ini? Tapi siapa yang menyangka bahwa setelah kau tau, games aneh ini ternyata sangat mengasyikkan??


Saat dimana kau serasa masuk kedalam dunia horor yang nyata begitu menekan tombol ‘Start’. Saat dimana kau bisa merasakan ketegangan dari tragedy pembunuhan dalam sebuah games. Saat dimana kau benar-benar tertantang untuk mengalahkan semua roh jahat yang menghalangi jalanmu..


S.Raa: Oke, jadi apa yang akan kita lakukan sekarang??
C.Kyu: Masuk lewat pintu lain!!
K.Jong: Pintu lain yang mana? Hah??
S.Raa: Hae, bagaimana kalau kau masuk duluan??
K.Jong: Aku setuju! Energimu yang masih banyak Hae!!
L.hae: Kalian gila? Kalau salah langkah, aku bisa mati..
C.Kyu: Aku akan alihkan perhatian roh itu dengan cermin..


Mereka sedang chat di daerah red square yang terdapat dalam games itu juga. Berdiskusi tentang bagaimana cara yang aman untuk masuk ke kamar asrama tua bernomor 666. Tempat yang harus mereka lalui untuk naik ke level 12.


Setiap dari mereka harus cerdik dan bekerja sama dengan baik. Karena salah langkah sedikit saja, nyawa mereka dalam games akan melayang. Sama seperti Seongrin yang mati dalam games ini 3 hari yang lalu karena terjebak di gudang beras yang dibakar oleh pembunuh bertopeng bernama Scream.


P.Rin: Hey, maaf aku baru datang…
S.Raa: Orin, bukankah kemarin kau sudah mati??
P.Rin: Ne. aku sudah mati gara-gara Scream sialan itu!! Tapi aku tetap bisa menulis di red square..
S.Raa: Kau bisa melihat permainan kami darisana??
P.Rin: Yap, dan kau tega menjadikan Donghae sebagai pancingan? 0_0


Sementara itu Donghae mulai melangkah kedalam. Suara alunan nyaring sebuah kotak music terdengar sangat menggema. Kawanan kelelawar mulai menyerang dari arah perapian usang, tapi untungnya Donghae segera sigap merunduk.


Kyu tetap berjaga di pintu depan, sementara Sangra dan Jongwoon mengusir hantu-hantu Brush di sekitar lorong asrama. Brush adalah roh jahat dengan tingkatan rendah dalam games ini. Bisa dimusnahkan hanya dengan memotretnya secara utuh..


Donghae nyaris saja mati saat tiba-tiba sesosok drakula muncul dari lantai dan menikamnya. Jongwoon segera menembakan bawang putih dengan ketapelnya kearah drakula itu, meleset. Ia gagal? Tidak, tembakan itu hanya trik. Sang Drakula dwofe itu mencoba menghindar dan memutar badannya. Hingga arah pandangnya berpindah ke utara, dan saat itu juga Kyuhyun di pintu depan segera memantulkan cahaya dari cermin yang dibawanya..


L.Hae: Sangra!! Jongwoon! Cepat masuk.. Aku dan Kyu berhasil..
S.Raa: Yeah.. kalian hebat… daebak!!
C.Kyu: Tapi dengan ini energy cerminku terkuras..
S.Raa: Cho Kyuhyun!! Hwaiting Jagiya!! Kau bisa pinjam energiku nanti.. 
C.Kyu: Gomawo my lovely Song Sangra.. ^0^
K.Jong: Akhh… lihat yang dipojok jam kuno!! Symbol itu!!


Dari computer masing-masing, mereka meng-Zoom kearah sebuah symbol di pojok jam kuno dengan ukiran angka romawi tua itu. Begitu juga dengan Sangra. Terlihat jelas symbol burung elang yang terbang ditengah sesuatu. Apa itu?? Donghae meng-Zoom semakin dekat. Tapi yang terjadi adalah cahaya ruangan yang tiba-tiba meredup..


Komputer keempat-empatnya tiba-tiba error. Games hilang begitu saja dan yang terlihat adakah Source merah yang menyala redup di layar dengan suara memekik…


‘FIRE HOUSE…. FIRE HOUSE… FIRE HOUSE…’


DDDRrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr……………. BETTTTTTTTTTTzzzzzzz…….


***


Kyuhyun terpaku di depan komputernya yang tiba-tiba mati setalah source ‘FIRE HOUSE’ berwarna merah sempat menyala sebelumnya di layar. Namja itu terdiam. Ada yang tidak beres disini. Bukankah games ini tidak akan mati jika tidak ada yang MATI??


“Firasatku jelek…” gumamnya..


‘trett,,, treett… treett…’ sebuah ponsel bergetar di sisi ranjang. Kyuhyun segera berjalan meraihnya, panggilan masuk dari “--Angel smile--”


“Waeyo Jagiya?? Apa komputermu disana juga mati tiba-tiba??” Tanya Kyuhyun begitu menekan tombol penjawab.


“Ne, kau juga Kyu?? Akhh.. firasatku buruk..” jawab suara yang tak lain adalah Song Sangra itu.


“Games ini menjadi semakin terasa aneh belakangan..” sambung namja itu, seolah membenarkan.


Suara Sangra mendengus, “Aku takut sesuatu yang buruk akan terjadi..”


“Bagaimana dengan kata ‘Fire House’ itu??” Tanya Kyuhyun lagi. Kata Fire House yang entah kenapa menjadi terlihat identik dalam games kali ini seolah mengundang tanda Tanya besar.


“Aku baru saja telfon Jongwoon dan Donghae tapi mereka juga bingung..” ujar Sangra.


Kyuhyun mengambil sebatang rokok di atas meja, menyalakannya dengan pemantik lalu menghisapnya perlahan, “Seongrin??”


“Ponselnya tidak aktif..” suara diseberang terdengar cemas. Dan tiba-tiba putung rokok itu terjatuh, menghanguskan sebuah kertas dengan desain rumah buatannya beberapa minggu lalu yang entah kenapa sekarang ada di lantai..


“Kyu, aku takut…”


“Ssstt… semua akan baik-baik saja. Kau tenanglah dulu, Arraseo??” Kyuhyun mencoba menenangkan gadis yang dicintainya itu..


***


Myounjong, 24 Juni 2011


Seongrin bersiul menuruni tangga sambil memutar-mutar kunci mobil ditangannya. Gadis itu berjalan melewati ruang tengah dan terlihat perapian yang masih menyala. Ia berniat mengambil air sebentar untuk memadamkan api di perapian itu. Namun langkahnya terhenti ketika pandangannya tertuju kepada sesuatu yang bergerak di atas lemari.


“Tikus sialan…” umpatnya.  Dengan spontan, ia melempar tikus itu dengan kunci mobil yang ia pegang.


“Shitt…!!! Mengapa aku melemparnya dengan kunci mobilku?” ujarnya kesal pada diri sendiri.


Ia pun mendekati lemari yang tingginya lebih tinggi dari tubuhnya itu. Ia menggeser sebuah kursi plastik yang digunakan untuk membantunya melihat bagian atas lemari tersebut, guna mencari kunci mobilnya yang ia lemparkan untuk mengusir tikus tadi.


Saat ia hendak memanjat dengan menggunakan kursi itu, tiba-tiba kakinya terpeleset. Dengan spontan tubuhnya bergantungan pada lemari tersebut. Karena Ia bergantungan disana, berat lemari itu menjadi tidak seimbang. Akhirnya lemari itu tumbang dan seketika menimpa sebagian tubuhnya.


“Aaarghhhh…..” teriaknya ketika merasakan kedua kakinya patah akibat tertimpa lemari tersebut.


Sebelumnya, di atas lemari itu terdapat sebuah bole basket. Sewaktu lemari itu terguling dan jatuh menimpa Seongrin, bola basket itu mendriblle dengan sendirinya dan menggelinding masuk ke dalam perapian yang masih menyala. Bola basket itu membuat sebuah potongan kayu bara api terpental keluar perapian dan jatuh di atas karpet. Hasilnya?? karpet itu pun mulai terbakar dan lama kelamaan api itu pun semakin membesar.


“Oh…shittt!!” umpatnya


Seongrin berusaha melepaskan kakinya yang masih tertimpa lemari. Namun sepertinya ia kesulitan, karena lemari tersebut cukup berat. Padahal api mulai menjalar mendekatinya. Namun dengan usaha yang cukup keras akhirnya ia berhasil melepaskan kedua kakinya yang tertimpa lemari tersebut.


“Kriinggg….kringgg…” suara dering telepon rumah terdengar nyaring di telinga Seongrin.


Ia berusaha mendekati telepon rumahnya yang berdering itu sambil menyeret-nyeretkan tubuhnya. Saat Seongrin hendak menggapai handle telepon tersebut, tiba-tiba ia tersadar kalau api ternyata sudah membakar sebagian pakaiannya.


Seongrin berusaha memadamkan api yang membakar pakaiannya itu. Namun usahanya sia-sia karena api sudah semakin membesar, membakar sebagian besar isi rumahnya. Benar-benar ironis, api mulai membakar gadis itu hidup-hidup. Suara teriakannya terdengar cukup menyakitkan.


“Aarrghhhh………”


***


Donghae diam di depan komputernya, bersiap untuk memulai level baru dalam permainan Blood Song yang entah kenapa sudah seperti santapan sehari-hari baginya. Terakhir kali bermain 2 hari yang lalu. Itu pun berakhir dengan kejadian aneh berupa teka-teki tentang ‘Fire House’, tapi ia tidak peduli..


‘Kita lanjut ke level 12 sekarang. Ok??
Please, Stand by! Now!!’


Ia mengirim pesan singkat itu pada Sangra, Kyuhyun, Seongrin dan Jongwoon. Walau baru kenal 3 minggu ini lewat jaringan situs games, tapi nyatanya mereka sudah lumayan dekat. Di luar waktu sebagai gamers, mereka menyempatkan diri untuk berkomunikasi lewat ponsel atau webcam.


C.Kyu: Oke!! Mr.Marcus disini…
L.Hae: Aiden siap untuk beraksi lagi!!
S.Raa: Raise disini, ayo segera kita mulai..


Donghae mengklik icon ‘costum’. Ia masuk kedalam sebuah peti mati, dan mulai memainkan jari-jarinya dengan lincah di atas tombol-tombol keyboard. Ketika peti itu terbuka, tokoh Lee Donghae sudah berganti penampilan dengan jubah hitam, kalung bawang putih dan tongkat tengkorak..


L.Hae: Bagaimana?? Keren?
S.Raa: Hae, kau seperti dukun. Hahaha..
C.Kyu: Mana Jongwoon??
K.Jong: Hey, nyalakan televisi, chanel 27!!
S.Raa: Akhirnya kau muncul juga Jongwoon shhi..
L.Hae: Televisi? Waey? Ada acara apa?
C.Kyu: Apa ada drama bagus??
K.Jong: KUBILANG, CEPAT NYALAKAN TELEVISI!!


Sebentar, dahi Donghae berkerut bingung, “kenapa si Jongwoon ngotot sekali??” gerutunya sambil meraih remote di atas meja dan segera menyalakan TV-nya. Mengganti chanel ke saluran 27. Ini dia.. acara berita Kriminal??


‘……sebuah rumah di daerah Myounjong mengalami kebakaran hebat kemarin sore. Di kabarkan bahwa kebakaran tersebut telah memakan satu korban jiwa, yang diketahui bernama Park Seongrin. Gadis berusia 17 tahun…’


Donghae terhenyak. Ia terlalu kaget dengan berita yang baru saja didengarnya barusan. Ia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Ini terlalu cepat, ini terlalu mengagetkan. Park Seongrin? Dari Myounjong?? Kebakaran?? Ia tewas??


Namja itu meninju dinding kamarnya dengan cukup keras. Entah kenapa, ada emosi aneh yang bergejolak di batinnya. Diam-diam ia mulai menyukai gadis yang dikenalnya lewat games online itu. Dan sekarang?? Tiba-tiba gadis itu tewas?? Dalam kebakaran rumah?? AKhh.. FIRE HOUSE!!


K.Jong: HALLO… kalian masih hidup??
S.Raa: Seongrin??
L.Hae: Bagaimana bisa?? Setengah jam lalu ia masih chat dengan kita lewat red square!!
S.Raa: Jong, kau yakin itu Seongrin yang kita kenal??
K.Jong: Ya. Kurasa. Kecuali kalau ia sudah pindah rumah dari Myoungjong.
C.Kyu: Hentikan ini!! Kita lanjut bermain..
L.Hae: Kau gila? Kau masih bisa memikirkan games saat Seongrin meninggal??
S.Raa: Kyu, aku masih shock!!
K.Jong: Benar Kyu, kita lanjutkan level ini lain kali..
C.Kyu: Mwo?? Kalian lupa? Games ini tidak bisa di pause!!


Dan yang terjadi adalah, Games terus berlanjut. 4 tokoh dilayar computer mulai berjalan. Memasuki lorong-lorong gelap. Donghae berjalan paling depan seperti biasa, sedang Jongwoon di belakang. Mereka tetap berkonsentrasi walau masih terpikirkan tentang kematian Seongrin, karena games ini menuntut untuk serius...


 “SHitt… nyaris…” umpat Donghae. Ia nyaris saja mati terkena lemparan kapak dari Dark angel. Malaikat kematian yang bisa muncul kapan saja dalam games ini..


Semuanya baik-baik saja, hingga mereka berempat terjebak dalam labirin kaca yang penuh dengan ceceran darah. Donghae, Jongwoon, Kyuhyun dan Sangra. Mereka terpisah secara tiba-tiba. Sangra dikejar sosok boneka kajta dari rusia yang bersiap mencongkel matanya. Tapi berhasil lolos karena ia bertemu dengan Kyuhyun, lalu mereka memusnahkan boneka itu dengan bunga atres..


Donghae diikuti bayang-bayang hantu bocah pria yang selalu bergelayut dan menyayat-nyayat kakinya dengan kuku tajam. Sedang Jongwoon?? Terancam mati di tangan Roh Obilus dari Mesir yang sekarang mencekik lehernya…


L.Hae: JONGWOON!! Lamban! Buka gemboknya!! Cepat lepaskan diri!!
K.Jong: bodoh!! Tanganku kaku! Tidak bias digerakkan!!
S.Raa: Jongwoon!! Tendang dengan kakimu!!


TTTTTTTTTTTTrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrretttttttttttttttt………. Buzzzzzzzz…….


Komputer di depan Kyuhyun mati secara tiba-tiba. Namja itu menghepaskan tubuhnya di punggung kursi. Koneksi yang terputus itu adalah tanda yang artinya Jongwoon sudah mati dalam games ini. Dan secara tak langsung, permainan hari ini berakhir..


“Sekarang tinggal aku, Sangra dan Kyuhyun. Jadi tadi Jongwoon sudah mati?? Akhh.. kenapa perasaanku tidak enak? Ayolah Lee Donghae.. ini hanya sebuah games…” gumamnya, menetralisir detak jantung yang berdegup kencang.


***


Busan, 27 Juni 2011


“Haish.. kalau saja tadi aku tidak berputar ke sebelah kanan, pasti aku belum mati sekarang!! Sialan…” umpat Jongwoon. Ia masih kesal dengan kematiannya di games blood song tadi.


Namja itu sekarang nampak sibuk dengan mesin cuci di depannya. Ia menambahkan sedikit detergen ke dalam cuciannya. Setelah itu ia duduk di bangku menunggu cucian selesai sambil membelakangi mesin cuci tersebut. Kejadian aneh pun mulai terjadi. Mesin cuci itu mengalami kebocoran. Busa sabun dan air mulai keluar dari mesin cuci, mengalir dan membasahi lantai tanpa namja itu sadari.


“Haishh… berapa lama lagi aku harus jadi pembantu seperti ini? Kenapa lama sekali Eomma pulang dari Thailand? Ughh..” gerutunya..


Tak lama, suara siulan air yang baru saja matang terdengar. Jongwoon yang melihat uap air yang keluar dari mulut poci langsung bergegas menghampirinya untuk mematikan kompor gasnya. Sementara tanapa ia ketahui, lantainya sudah terbanjiri oleh air dan busa sabun.


Setelah mematikan kompor, ia berbalik dan melangkah, tiba-tiba kakinya terpeleset busa sabun yang telah membanjiri lantai dapurnya. Tubuhnya terjerembab ke belakang, sehingga kepala bagian belakang terbentur meja tempat masak, kemudian ia terjatuh ke lantai…


“AKhh… Sial..” umpatnya..


Rasa pusing yang amat sangat ia rasakan. Apalagi kepalanya terluka akibat benturan itu. Jongwoon mencoba untuk bangkit dengan meraih sisi meja masak, namun tangannya tanpa sengaja meraih serbet yang menempel pada poci yang berisi air panas. Poci itu pun tertumpah dan menuangkan air panas yang ada di dalamnya ke wajah Jongwoon.


“AAAArrrggghh….!!” Teriaknya kesakitan. Ia memegangi wajahnya yang secara perlahan mulai melepuh karena siraman air panas tadi.


Ia mencoba berdiri lagi dan hendak menghampiri meja telpon di ruang tengah. Sementara itu air dan busa sabun terus membanjiri tempat itu, dan membasahi stop kontak yang berada di belakang mesin cuci tersebut. Korsleting pun terjadi, aliran listrik mulai mengaliri air busa sabun. Namun, sedikit beruntung, Jongwoon dengan tepat waktu menghindar dari aliran listrik yang hendak menyengatnya.


Dengan sempoyongan ia menghampiri meja telepon, hendak menghubungi seseorang untuk dimintai pertolongan. Namun karena ia kesulitan melihat dengan jelas, sekali lagi kakinya tersandung karpet, kemudian tubuhnya terjatuh ke depan dan keningnya langsung menancap pada miniature pyramida dengan ujung runcing di atas meja. Namja itu pun tewas seketika.


***


Meja bernomor 13 di pojok Blue café. Seorang yeoja dan 2 orang namja nampak sedang berbincang serius disana. Song Sangra, Cho Kyuhyun, dan Lee Donghae. Ini adalah pertemuan tatap muka pertama dari 3 orang gamers yang saling mengenal melalui games terlarang, Blood Song..


“Aku merasa games itu seolah meminta tumbal. Blood Song membunuh setiap orang yang memainkannya satu persatu…” papar Sangra, suaranya bergetar.


“Apa yang kau bicarakan, Sangra? Aku tidak mengerti…” Kyuhyun masih bingung. Ia kembali menghisap seputung rokok di tangannya..


“Aku tahu ini memang kedengaran aneh, tapi inilah kenyataannya. Kita semua sedang dalam bahaya. Kematian sedang mengejar kita” jelas Sangra. Gadis itu sedikit memekik dengan raut wajah cemasnya.


“Sangra, kau ngotot menyuruh kita bertemu disini hanya untuk mendengarkan leluconmu?? Ayolah..” cibir Donghae. Ia mulai tidak betah berada disini..


Sangra menggebrag meja didepannya, “Donghae, ini bukan lelucon!! Kau pikir apa yang terjadi dengan Seongrin dan Jongwoon??”


Mereka sudah mengetahui kematian Jongwoon 2 hari yang lalu melalui surat kabar. Tentang mayatnya yang ditemukan mengenaskan dengan wajah yang melepuh dan penuh darah. Kematian yang diperkirakan sekitar jam 10 malam tanggal 27 Juni. Itu berarti, satu jam setelah permain Blood Song mereka selesai..


“Hey, Jagiya, kau bisa tenang sedikit?? Jangan seperti ini..” Kyuhyun mengelus punggung Sangra, hingga gadis itu mulai tenang dan kembali duduk.


“Song Sangra.. mungkin itu memang sudah nasib mereka…” jawab Donghae, berusaha santai. Menyembunyikan rasa takut yang sebenarnya mulai menyusup kedalam dirinya.


“Tidak, Hae!! Yang terjadi dengan Seongrin dan Jongwoon adalah karena kematian yang mengincar mereka. Dan apa yang terjadi dengan mereka juga akan terjadi pada kita!!”


“Lalu apa yang harus kita lakukan??” Tanya Kyuhyun kemudian.


Sangra tersenyum kecil, “Kyu, kau mempercayaiku??”


“Hey, aku ini kekasihmu. Bagaimana bisa aku tidak percaya? Lagi pula aku juga merasa ada yang aneh setelah memainkan games itu..” sahut Kyuhyun.


“Cho Kyuhyun, kau juga?? Aishh.. adakah yang bisa berpikir lebih realistis disini??” cibir Donghae lagi. Ia bangkit dari duduknya dan hendak pergi..


“Jangan keras kepala Hae!!” suara Kyuhyun sedikit tinggi.


Donghae berdecak, “ Apa?? kau mau terus membela kekasihmu itu??”
“Tidak ada hubungannya!! Ini tentang Blood Song!!” tukas Sangra


“Oke, jadi menurut kalian games itu meminta tumbal?? Baiklah… aku tidak akan memainkannya lagi!! Bagaimana? Selesai kan??” tanggap Donghae, enteng..


Kyuhyun mematikan putung rokoknya, kemudian menatap Donghae sedikit ragu, “Kau yakin semuanya akan selesai dengan semudah itu?”


“Kenapa tidak??”


***


Jaereen, 1 July 2011


“Aku baik-baik saja Ra, aku baik-baik saja!!” tegas Donghae..


“kau yakin? Aku takut terjadi sesuatu padamu..” panik suara gadis diseberang telfon.


Donghae mendengus di ujung polselnya, “Kau pikir aku akan mati mengenaskan seperti Seongrin dan Jongwoon?? Ayolah, itu konyol..”


“Lee Donghae! Blood Song meminta tumbal!!” pekik suara di seberang lagi,


“Song Sangra, hentikan kegilaan imajinasimu. Lagi pula aku sudah berhenti memainkan games aneh itu sekarang. Jadi kau tidak perlu cemas..”


“Tidak, Tidak!! Berhenti bermain bukan cara untuk menghentikan semua ini!! Kau ingat Hae?? Games itu tidak bisa di ‘paus’. Oke?? Jadi Kau dimana sekarang? Aku harus memastikan bahwa kau aman!!” tukas suara yang ternyata adalah Sangra itu. Terdengar begitu panik


“Heizhh.. cerewet sekali sih. Aku di apartement. Kesini saja kalau kau mau. Annyeong…” Donghae melempar ponselnya sembarang keatas ranjang.


Donghae kembali melanjutkab pekerjaannya yang sempat tertunda karena telfon Sangra tadi. Namja itu hendak memasang sebuah palang gorden di jendela apartemennya. Ia pun membuka jendela sambil melihat pemandangan di luar. Saat itu ia hendak memasang tali kawat pada jendelanya. Ia mengambil sebuah bangku dan memanjatinya agar bisa mencapai bagian atas dan memasang tali kawat tersebut.


Hal selanjutnya yang ia lakukan ialah, hendak melubangi dinding sebagai tempat memasukkan mur dan baut. Untuk melubanginya, ia mengambil bor tangan yang telah ia beli di toko pertukangan tadi sore. Setelah memasukkan mata bor pada mesin bor tangan tersebut, Donghae pun menghubungkannya dengan arus listrik.


Lalu ia memanjat kembali ke atas bangku dan mulai melubangi dinding apartemennya dengan menggunakan bor tangan. Hingga tiba-tiba bor tersebut macet dan tidak mau berputar.


“Now what?” rancaunya, kesal...


Donghae hendak memeriksa bor tangan tersebut, ia berbalik badan dengan berposisi membelakangi jendela apartemennya yang sedang terbuka lebar. Kemudian  menekan-nekan tombol bor tangan tersebut sambil mengarahkan ujung mata bor ke wajahnya sendiri. Beberapa kali ia mencoba, namun bor itu tidak mau berputar juga.


Sampai kesekian kalinya, tiba-tiba mata bor itu berputar dan terlepas dari mesinnya. Karena adanya sentakan dari mesin bor tangan tersebut, mata bor itu langsung menancap pada mata kanan Donghae.


“Aaarrrghhh….” teriaknya saat mata bor itu menusuk bola mata kananya.


Keseimbangannya mulai terganggu. Kakinya terlepas dari bangku tempatnya berpijak. Membuatnya terjatuh kebelakang dengan leher terjerat pada tali kawat yang sebelumnya ia pasang. Tubuhnya jatuh keluar jendela, namun masih berposisi menggantung dengan leher yang terjerat pada tali kawat tersebut. Ia pun berusaha meraih sisi jendela, namun tangannya tidak sampai..


Ketika itu, muncul sebuah taksi yang berhenti di depan apartemen tersebut. Seorang gadis keluar dari dalam sana. Sangra, Donghae tau benar itu. Ia mencoba memanggilnya, namun jeratan dilehernya membuatnya semakin tersiksa. Lama-kelamaan tali kawat itu tidak mampu menahan berat tubuhnya..


“Kuharap belum ada sesuatu yang buruk terjadi padanya..” harap Sangra yang bergegas berjalan menuju pintu masuk lobby apartement.


‘BUGGGHhhhhhhh……..’ tiba-tiba sosok tubuh Donghae jatuh ke bawah dan tertancap pada pagar apartemen yang baru saja di pasang.


“AAAAAAaaaa…!!!” Teria Sangra, histeris.


***


Proses pemakaman Donghae baru saja selesai. Tampak Sangra, Kyuhyun dan kedua orang tuanya yang terlihat sangat sedih. Terlebih lagi Sangra, gadis itu masih Shock melihat Donghae tewas si depan matanya sendiri dengan cara yang mengenaskan seperti itu..


“Cukup!! Aku berhenti jadi gamers….” Erang Sangra, ia tersungkur di pelukan Kyuhyun begitu keduanya sampai di rumah Sangra..


Kyuhyun membelai rambut Sangra, mengecup kecing gadis itu. “Hey, berhenti bermain tidak akan menyelesaikan semuanya. Jadi percuma kalau kita lari… Donghae juga korban kan??”


“Lalu kita harus bagaimana Kyu?? Bagaimana??” Sangra semakin terisak. Ia menangis sejadinya saat ini. Terlalu takut, Terlalu kalut, Terlalu penat..


“Temukan petujuk dalam Blood Song untuk menghentikan terror kematian ini. Hanya itu satu-satunya jalan yang pasti…” timpal Kyuhyun.


Sangra melepaskan pelukannya. Pandangannya tertuju pada seperangkat computer di sebelah ranjang yang biasa ia gunakan untuk memainkan game laknat itu… “Kita mainkan sekarang!!”


Gadis itu sudah siap di depan komputernya, sedang Kyuhyun mulai menyambungkan laptop yang dibawanya dengan koneksi internet. ‘Blood Song’ dimulai lagi. Level 15 hanya dengan 2 tokoh yang bermain. Karakter Lee Donghae entah kenapa tiba-tiba menghilang dengan sendirinya.


Sebuah gedung tua bekas rumah sakit jiwa menjadi tempat mereka sekarang. Sangra dan Kyuhyun terlihat lebih lihai bermain daripada biasanya. Roh Roh Purf tingkat tengah pun berhasil mereka lumpuhkan dengan mudah. Entah kenapa emosi mereka tiba-tiba sangat stabil saat ini. Mungkin karena mereka bermain dengan harapan. Harapan untuk BENAR-BENAR tetap hidup..


“Kyu, Simbol itu…” ujar Sangra.


Kyuhyun mengangguk mengerti. Yang dimaksud Sangra adalah symbol aneh dengan bentuk mirip Elang. Ini sudah ke-4 kalinya mereka menemukan symbol itu di tempat-tempat yang berhubungan dengan waktu. Jam dinding kuno, Jam pasir, dan sekarang.. symbol itu ada di dekat roda putaran waktu. Kyuhyun mulai meng-zoom arah itu…


Mulanya yang terlihat memang seperti elang, tapi setelah lebih dekat, lebih dekat, lebih dekat dan ternyata… gambar seekor naga yang memeluk 5 mutiara dan melintas diatas bulan. Gambar ilustrasi naga dalam symbol itu identik dengan gambar-gambar naga di kartu tarot..


“PyeongJung…” gumam Sangra tiba-tiba..


“Heh?? Maksudmu?” Kyuhyun menatap kekasihnya itu, bingung..


“Naga yang memeluk mutiara itu adalah pelindung. Pelindung dalam bahasa romaji kuno adalah ‘Pyeong’. Lalu bulan purnama yang dilintasi itu adalah pelita gelap atau cahaya, dalam romaji kuno adalah ‘Jung’..” papar Sangra, matanya menatap lekat pada symbol dilayar computer itu.


“PyeongJung itu nama seseorang??” Tanya Kyuhyun lagi.


Sangra menggeleng.. “Perusahaan yang meluncurkan ‘Blood Song’”


***


Search result for : PyeongJung Corp
139 result found…


“Perusahaan games horror online ternama di tahun 1994..” Sangra membaca salah satu berita umum tentang perusahaan itu. Kemudian ia mulai mencari-cari artikel mengenai Pyeongjung Corp yang berkaitan dengan hal-hal berbau kematian..


“Mungkin ini..” Sangra meng-klik link alamat sebuah website surat kabar yang menyuguhkan artikel berita utama tempo dulu. Tentang Pyeongjung. Ia mulai membacanya dan tertegun saat itu juga..


“Tragedi Pyeongjung Corp”


Perusahaan games online yang berdiri baru sekitar 3 bulan ini tiba-tiba saja mengalami kerusuhan yang mengerikan. Tepat tanggal 18 Mei lalu, terjadi tragedy pembunuhan bos dan manager besar yang dilakukan oleh para Karyawannya..


Mereka membakar Direktur utama Park Jungmin, Kim Jisung, Lee Bumyoung, Cho Baekjang, juga manager Song Raesun hidup-hidup dan membakar gedung utara PyeongJung Corp yang diduga dibangun di atas tanah pekuburan China..


Apa yang terjadi sebenarnya dengan perusahaan games muda itu? Benarkah direktur-direktur itu menggunakan Voodo dan menarik roh-roh jahat kedalam games yang mereka produksi?? Terkait dengan hilangnya games-games horror utama luncuran PyeongJung yang meliputi:
- Blood of park (24 Juni 1994) - Blood of kim (27 Juni 1994 - Blood of lee (1 July 1994) - Blood of cho (4 July 1994) - Blood song (7 July 1004 – {belum sempat diluncurkan})


Sementara mayat manager Song Raesun perancang ‘Blood Song’ sendiri belum diketemukan setelah hampir 2 minggu pencarian. Begitu juga dengan rancangan Games horror Blood Song yang belum diketahui dan saat ini disebut-sebut sebagai games terlarang.


“Kyu, cepat kemari!!!” pekik Sangra. Ia tampak sudah mengerti tentang masalah apa yang sedang dihadapinya sekarang ini. Kyuhyun berlari meninggalkan gamesnya dan mendekat kearah Sangra..


Sangra dengan tangan yang bergetar ketakutan, menunjuk kearah artikel yang didapatkannya.. “24 Juni, hari diperkirakan Seongrin tewas. 27 Juni, malam saat Jongwoon mati mengenaskan. 1 July saat nyawa Donghae melayang di depan kepalaku sendiri…. Lalu 4 July..”


Kyuhyun terhenyak, ia menggigit bibir bawahnya. “Aku. Cho. Cho Kyuhyun..”


“Tanggal 4 itu besok kan??” suara Sangra parau, ia sudah hampir menangis. Terlalu takut untuk memandang kedepan dan membayangkan apa yang terjadi nanti..


“Kau akan membiarkan aku mati??” Tanya Kyuhyun, pias..


Sangra mendongak, ia menggeleng, menatap Kyuhyun dengan mata sembabnya.. “Kita harus lakukan sesuatu Kyu!! Kau tidak boleh mati!! Aku tidak mau kehilanganmu!! Kita harus ke gedung Pyeongjung sekarang!! Kita selesaikan semuanya..”


“Iya, aku janji. Kita akan menyelesaikan semuanya..” Kyuhyun merengkuh Sangra dalam pelukannya. Membiarkan gadis itu terisak dalam semua ketakutannya..


***


Gedung utara PyeongJung Corp. Tempat dimana dulu pernah terjadi pembantaian dan pembakaran hidup-hidup terhadap bos-bos besar. Gedung yang terbakar pada tahun 1994 karena diduga sebagai bekas kuburan China. Sekarang…. Hanyalah sebuah bangunan tua yang penuh dengan mitos mistik.


“Jagi, sudah 2 jam. Dan kita tidak menemukan apa pun..” gumam Kyuhyun, kembali menyorotkan senternya kesegala arah.


Sangra melirik jam tangannya, “Akhhh,,hampir jam 12. Sebentar lagi tanggal 4…”


‘Blood Song…. Blood Cho…’


Tiba-tiba terdengar suara gumaman aneh yang menggema di sekitar mereka. Sangra dan Kyuhyun saling merapatkan diri, memutar pandang kesekeliling. Suara itu makin terdengar jelas. Berdengung ditelinga mereka, seolah mengisyaratkan kematian..


“Blood…” dan muncullah sosok berjubah hitam di depan mereka. Muncul begitu saja dengan tawa seringai yang mengerikan..


Kyuhyun berlari menggandeng Sangra. Berlari tanpa peduli dimana pintu keluar tempat ini. Mereka hanya terus berlari untuk selamat. Tapi sesuatu yang anyir dan licin membuat mereka terpeleset jatuh. Darah. Kyuhyun tersungkur, kepalanya membentur bola beton besar di sisi ruangan. Sementara sosok berjubah itu kian mendekat kearah mereka..


“Menjauh… cepat menjauh…” desak Kyuhyun pada kekasihnya. Sangra menggeleng, ia menangis lagi.


“Kumohon Song Sangra, selamatkan dirimu… lalu selamatkan aku. Kumohon…” pinta Kyuhyun lagi. Ia benar-benar tidak ingin gadisnya terluka. Cukup dia saja yang mati..


Sangra akhirnya mengangguk, berjalan menjauh dengan langkah pincangnya. Selang beberapa detik saja, dan sosok berubah hitam itu sudah ada di hadapan Kyuhyun. Ia mengangkat namja itu ke sisi tembok dan mencekiknya…


“Ohhhhkkk… Akkgghhh…….”


Melihat kekasihnya menderita, Sangra tidak bisa diam. Ia segera mencari sesuatu untuk menyelamatkan Kyuhyun dari makhluk itu. Dibukanya laci-laci lemari disekitar ruangan dengan kalut. Brankas, rak-rak, lemari kecil, dan kulkas…


“HUAAAAAAAAAAAAAAaaaaaaaaaaa!!!!!”


Sangra memekik ketakutan melihat apa yang ada dihadapannya sekarang. Tengkorak manusia yang tampak sedang berjongkok menyembunyikan diri didalam kulkas. Ia mengenakan seragam kantor yang sudah nyarks hangus terbakar. Tapi terlihat plat nama yang masih bisa terbaca disana… ‘Song Raesun’


“Sang… SAngraa… akhhh… lakukan.. ohhokkk… ssee.. sesuatu..” desah Kyuhyun disela-sela nafasnya yang tercekik. Roh berjubah hitam itu masih mencekiknya, menghunusnya dengan jarum-jarum kecil.


Pandangannya tertuju pada roda waktu yang tergenggam di tangan tengkorak itu. Roda waktu yang berputar ke arah jam 00.00. Roda waktu dengan ukiran time of Blood Song. Apakah roda itu yang menjalankan semuanya?? Sangra mencoba mengambil roda waktu itu, tapi…


‘Srrrraakkkk…………’


Roda itu terlepas dan menggelinding. Tepat saat itu, sebuah papan kayu besar jatuh menimpa tubuh Sangra yang masih tersungkur. Ia mencoba bangkit, tapi sesuatu yang lebih berat lagi-lagi menimpa kakinya. Sangra terisak, ia mencoba bangkit untuk meraih roda waktu itu, tapi tidak bisa.


Menyerah. Ia sudah ingin sekali melakukan itu. Ini terlalu berat. Ia sudah tidak kuat lagi, mungkin sebentar lagi akan mati. Jadi biarlah kematian membawa Kyuhyun dan dirinya bersama-sama. Sangra sudah benar-benar hampir menyerah hingga ia teringat artikel itu lagi…


“Aku tidak akan mati sekarang. Waktuku tanggal 7…” gumamnya.


Keyakinan itu tiba-tiba saja dating entah darimana. Ia sekuat tenaga menarik tubuhnya sendiri, menggapai-gapaikan tangannya pada sebilah kapak yang berada tak jauh dari tempatnya. Dapat. Lalu Sangra terdiam sejenak. Menarik nafas, dan mengayuhkan kapak itu kearah papan kayu yang menimpa kedua kakinya..


‘BBBBBBBBrrrrrrrraakkk….’


Sukses. Kakinya hanya sedikit tergores ujung kapak. Tanpa membuang waktu, dengan masih sempoyongan ia merangkak untuk menggapai roda waktu itu. Tidak peduli dengan lututnya yang mengeluarkan banyak darah, atau tulang punggungnya yang mungkin patah. Ia hanya ingin tetap hidup bersama Kyuhyun yang juga tetap hidup..


‘Teeekkk……..’


Diputusnya jarum hitam itu dari roda waktu. Dan detik itu juga, Roh dengan jubah hitam yang tadi menyekik leher Kyuhyun itu tiba-tiba lenyap. Detik itu juga, semuanya selesai. Detik itu juga, berakhirlah terror kematian dari sebuah games terlarang bernama… ‘Blood Song’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar